Analis lain, Jeff J Brown, menilai ada upaya untuk menggulingkan pemerintahan Indonesia saat ini karena dianggap tidak tunduk lagi dengan kepentingan Barat. Presiden Prabowo Subianto dianggap lebih dekat dengan blok Rusia, China, dan lainnya, ditandai dengan bergabung ke BRICS dan SCO (Organisasi Kerja Sama Shanghai).
"G7 (kelompok negara maju) menginginkan diktator lain yang didukung AS, seperti Suharto di masa lalu," kata Brown, yang juga penulis "The China Trilogy" dan pendiri Seek Truth From Facts Foundation.
Presiden Prabowo, lanjut dia, tidak cocok dengan agenda G7.
"Ini adalah negara Asia Tenggara pertama yang bergabung dengan BRICS dan telah secara terbuka bekerja sama dengan China dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) global China," ujarnya.
Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedelapan di dunia dalam hal paritas daya beli (PPP), ekonomi terbesar di ASEAN, dan negara terpadat keempat di dunia dengan hampir 300 juta penduduk.
"Dari sudut pandang imperialisme Barat, semua ini menjadi sasaran empuk bagi Indonesia, target yang sangat layak untuk diserang dengan revolusi warna yang direkayasa Barat," kata Brown.