KUALA LUMPUR, iNews.id – Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, diperkirakan akan mengundurkan diri pada Senin (16/8/2021) ini. Jika pengunduran diri Muhyiddin diterima raja Malaysia, itu akan mengakhiri 17 bulan masa jabatannya yang penuh gejolak politik.
Akan tetapi, keputusan itu juga dapat menghambat upaya Malaysia untuk memulai kembali geliat ekonominya yang tengah dihantam pandemi Covid-19. Pasalnya, sampai kini masih belum jelas siapa sosok pengganti politikus Partai Pribumi Bersatu Malaysia untuk mengendalikan pemerintahan negeri jiran.
Setelah beredarnya informasi pengunduran diri Muhyiddin, nilai tukar mata uang ringgit Malaysia anjlok ke level terendah sepanjang satu tahun ini. Pasar saham di negeri Melayu itu juga tergelincir.
Ringgit terakhir diperdagangkan pada kisaran 4,24 per dolar AS, terendah sejak Juli 2020. Sementara, indeks FTSE Bursa Malaysia turun 0,6 persen dalam beberapa menit pertama perdagangan.
Reuters melansir, belum diketahui pasti siapa tokoh yang dapat membentuk pemerintahan berikutnya di Malaysia, mengingat tidak ada yang memiliki mayoritas yang jelas di parlemen negara itu. Selain itu, belum ada juga kesepakatan apakah pemilu dapat digelar di tengah pandemi ini.
Untuk diketahui, kasus infeksi dan tingkat kematian akibat Covid per juta orang di Malaysia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.