Presiden Emmanuel Macron menyebut peristiwa ini sebagai serangan teroris Islam. Pemerintah meningkatkan kewaspadaan ancaman teror ke tingkat tertinggi, apalagi menjelang hari libur Katolik pada Minggu. Sebanyak 7.000 tentara dikerahkan untuk menjaga pusat-pusat keramaian dan fasilitas penting lainnya.
Macron juga mengadakan pertemuan darurat dengan para menteri serta pejabat tinggi terkait serangan tersebut.
Serangan ini terjadi setelah pembunuhan guru sejarah Samuel Paty karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya saat membahas kebebasan berekspresi. Kartun tersebut diterbitkan oleh tabloid Charlie Hebdo. Macron, saat upacara pemakaman Paty, mengatakan negaranya tak akan menyerah kepada kartun dan ekstrimisme.