PALESTINA, iNews.id – Ketahanan pangan Israel dilaporkan terancam akibat konflik di Gaza. Asosiasi Industri Makanan Israel (FIAI) pun memperingatkan bahwa perang yang berpanjangan dengan Hamas dapat menyebabkan krisis pangan di Israel jika pemerintah zionis gagal menerapkan strategi yang jelas untuk mencegah skenario semacam itu.
Jerusalem Post melaporkan, Ketua FIAI Dodi Manevich dan Presiden Asosiasi Produsen Israel (MAI), Ron Tomer, telah mendesak Komite Ekonomi Parlemen Israel mengadakan pertemuan darurat. Tujuannya adalah untuk membahas ketahanan pangan dan persediaan pangan darurat di negara Yahudi itu.
Manevich dan Tomer memperingatkan, Pemerintah Israel perlu menyiapkan strategi untuk memastikan bahwa setidaknya 75 persen dari seluruh produk pangan bersumber secara lokal untuk mencegah krisis pangan. Saat ini, sekitar 90 persen fasilitas produksi pangan Israel berlokasi di zona konflik di utara dan selatan negara itu, menurut perkiraan FIAI.
Saat ini, fasilitas pangan tersebut tetap beroperasi meskipun terkena serangan roket dari Gaza atau Lebanon. Akan tetapi, banyak karyawan di sana telah dievakuasi ke daerah yang lebih aman.
Manevich dan Tomer juga menunjukkan ancaman terhadap rantai pasokan yang ditimbulkan oleh serangan kelompok Houthi dari Yaman terhadap kapal-kapal dagang Israel yang berlayar di Laut Merah.
Pada 7 Oktober, Hamas melancarkan Operasi Banjir al-Aqsa di Israel, sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap rakyat Palestina secara terus-menerus oleh militer zionis di Gaza dan Tepi Barat. Para pejuang Hamas kala itu menewaskan 1.200 orang Israel dan menawan 240 orang lainnya.
Tak terima diserang seperti itu, Israel melancarkan serangan balasan, hingga menyebabkan lebih dari 20.000 warga sipil di Gaza gugur sampai sejauh ini.