JAKARTA, iNews.id - Perbandingan senjata Hamas dan Israel menarik ditelusuri, terutama di tengah rencana pasukan Zionis melakukan serangan darat ke Jalur Gaza. Israel diyakini akan mengerahkan peralatan tempur berat ke Gaza, di samping bantuan dari serangan udara.
Selama ini peralatan tempur Israel yang menonjol adalah kemampuan serangan udaranya. Israel melakukan serangan darat terbesarnya ke Gaza, yakni terakhir dalam konflik pada 2008-2009.
Sementara itu serangan ribuan roket dari Jalur Gaza, dikombinasikan dengan infiltrasi darat oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, membuat pemerintah Israel mendeklarasikan perang. Serangan itu membuat Israel benar-benar terkejut. Bahkan, banyak pihak di Gaza yang tak menyangka dengan perlengkapan dan persenjataan baru Hamas saat serangan tersebut.
Lantas bagaimana sebenarnya kekuatan militer Hamas dan Israel? Sekilas sudah dapat ditebak, Hamas yang menguasai Gaza, wilayah yang diblokade Israel sejak 2007, tak memiliki persenjataan sebagaimana Israel yang didukung penuh Amerika Serikat (AS).
Meski demikian, mengutip dari NDTV World, Hamas kini sudah menggunakan sistem senjata relatif baru yang tak terpikirkan oleh Israel sebelumnya, seperti roket jarak jauh dan paralayang bermesin untuk infiltrasi.
Diketahui, Hamas melalui sayap militernya, Izzuddin Al Qassam, memperkenalkan senjata anyar dalam medan tempur melawan Israel.
Brigade ini memiliki sistem pertahanan udara portable yang digunakan di bahu. Dari rekaman video yang beredar, personel Al Qassam menembakkan senjata dan mengenai sasaran musuh di udara.
Sementara itu persenjataan roket Hamas adalah: Qassam yang diambil dari nama sayap militer. Roket Qassam pertama kali ditembakkan pada 2001. Jangkauan roket ini hanya sekitar 17 km.
Roket lainnya adalah M-75 yang diduga menggunakan teknologi dari Iran. Roket ini mempunyai jangkauan 75 km. Dengan jangkauan itu, M-75 sudah bisa menghantam Tel Aviv.
Selain itu ada pula roket dengan jangkauan lebih jauh lainnya yakni J-80, SH85, R160, dan yang paling canggih adalah Ayyash 250. Angka di belakangnya melambangkan kemampuan jangkauan masing-masing roket.
Selain senjata udara, Hamas juga memiliki bahan peledak yang bisa mengganggu pergerakan pasukan Israel saat melakukan operasi darat. Sebagai misi pengawasan, Hamas juga menggunakan drone.
Persenjataan lain adalah senapan serbu AK-47 atau senjata produk Kalashnikov lainnya.
Tak ada data yang mengungkap berapa banyak persenjataan yang dimiliki Hamas. Namun selama Operasi Badai Al Aqsa yang dimulai 7 Oktober saja, Hamas diyakini sudah menembakkan belasan ribu roket.
Sementara itu soal jumlah personel juga tak ada catatan yang diungkap. Namun seperti diinformasikan, Hamas mengerahkan 2.000 personel dalam Operasi Badai Al Aqsa.