Tetapi negara-negara lain termasuk Amerika Serikat dan beberapa ilmuwan tidak puas dengan hasil laporan tersebut.
"Kami meminta China untuk transparan dan terbuka dan untuk bekerja sama. Kami berutang kepada jutaan orang yang menderita dan jutaan orang yang meninggal untuk mengetahui apa yang terjadi," kata Tedros, Kamis (15/7/2021).
Pakar darurat utama WHO, Mike Ryan mengatakan, Tedros akan memberi penjelasan singkat kepada 194 negara anggota organisasi dunia ini pada hari Jumat (16/7/2021) mengenai studi fase kedua yang diusulkan.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan rekan-rekan China dalam proses itu. Direktur jenderal akan menguraikan langkah-langkah untuk negara-negara anggota pada pertemuan itu," katanya.
Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn, yang mengadakan pembicaraan dengan Tedros pada hari Kamis juga mendesak China untuk memungkinkan penyelidikan tentang asal-usul pandemi Covid-19 berlanjut.
Selama kunjungan ke markas besar WHO di Jenewa, Spahn juga mengumumkan adanya sumbangan 260 juta euro atau 307 juta dolar AS untuk program ACT-Accelerator WHO. Program ini bertujuan untuk memastikan seluruh dunia, termasuk negara-negara miskin, menerima vaksin dan tes Covid-19.