WARSAWA, iNews.id – Polandia mengungkapkan keberatannya atas rencana bergabungnya Ukraina ke Uni Eropa (UE). Menurut Warsawa, hal itu dapat melemahkan ketahanan pangan di UE, sehingga membuat para petani Eropa kehilangan bisnisnya.
“Pertanian Ukraina mampu mengganggu stabilitas ketahanan pangan di negara mana pun di Uni Eropa. Jika kita menginginkan hal ini, kita dapat segera membuka pintu dan berkata, ‘Kami menutup perusahaan pertanian kami, karena pekerjaan mereka tidak masuk akal’,” kata Wakil Menteri Pertanian Polandia, Michal Kolodziejczak, kepada penyiar RMF FM, Sabtu (16/12/2023).
Pada Kamis (14/12/2023) lalu, Dewan Eropa memutuskan untuk membuka negosiasi penerimaan Ukraina di Uni Eropa. Menurut Kolodziejczak, masuknya Ukraina ke UE akan merugikan kepentingan para petani Polandia, karena mereka akan didominasi oleh perusahaan pertanian besar Ukraina.
Dia mengatakan, seluruh pertanian Ukraina dimonopoli oleh sekitar 95 perusahaan yang mengendalikan segala hal, mulai dari lahan pertanian hingga kereta api yang mengangkut komdoditas. “Kita harus menghormati kepentingan kita, seperti yang dilakukan Jerman, misalnya ketika Polandia bergabung dengan Uni Eropa,” ujarnya.
“Pada saat itu, pasar tenaga kerja Polandia dibekukan selama delapan tahun. Sekarang, kita dapat mengatakan bahwa produk pertanian dari Ukraina – baik produk segar maupun olahan – tidak boleh memasuki Polandia, misalnya, 20 tahun setelah Ukraina bergabung dengan UE,” ucapnya.
Hubungan Polandia-Ukraina memburuk secara signifikan tahun ini karena masuknya gandum Ukraina ke Uni Eropa. Polandia, bersama Slovakia dan Hongaria, secara sepihak memperpanjang larangan impor bebas bea biji-bijian Ukraina setelah pembatasan yang diberlakukan UE berakhir pada 15 September.