"Tujuan utama kami adalah mencari puing dan alat data penerbangan untuk mencari jawaban mengapa MH370 mengakhiri penerbangannya di Samudera Hindia serta menjelaskannya ke keluarga korban," ujarnya.
Sebelum bukti kuat yakni berupa puing dan alat perekam data penerbangan ditemukan, kata dia, tak patut dari siapa pun memberikan kesimpulan berdasarkan data yang tak berdasar.
Seperti diketahui, Mahathir mengatakan ada kemungkinan kendali pesawat Boeing 777 itu diambil alih dari jarak jauh untuk menggagalkan upaya pembajakan.
"Ada laporan pada 2006, Boeing mendapat lisensi untuk mengambil alih pesawat yang dibajak saat dalam penerbangan. Saya juga masih mengira apakah hal itu terjadi atau tidak," kata pria berusia 92 tahun itu.
Menurut dia, sangat heran pesawat tak meninggalkan jejak sama sekali. Pesawat yang jatuh di laut saja, masih bisa ditemukan, namun tidak dengan MH370.
Dia mengungkapkan, saat ini teknologi mengendalikan alat transportasi dari jarak jauh bukan hal yang asing lagi, termasuk pesawat terbang. Bahkan, kata dia, pesawat tempur bisa dikendalikan dari jarak jauh.