Dikatakan, awal pekan ini, delegasi Norwegia mengunjungi Kabul untuk membicarakan situasi kemanusiaan yang genting di negara itu.
Kantor berita Norwegia NTB mengatakan, Taliban sebelumnya telah mengambil bagian dalam pembicaraan rahasia di Norwegia ketika perdana menteri, Jonas Gahr Støre masih menjabat sebagai menteri luar negeri tahun 2005-2012.
Harian VG mengatakan bahwa satu-satunya masalah terpenting dalam pembicaraan yang akan berlangsung minggu depan adalah krisis kemanusiaan di Afghanistan.
Kementerian Luar Negeri di Oslo mengatakan, Afghanistan sedang mengalami kekeringan, pandemi, keruntuhan ekonomi dan dampak konflik bertahun-tahun. Menurut mereka, sekitar 24 juta orang mengalami kerawanan pangan akut dan tidak yakin bagaimana memperoleh pangan yang cukup. Dilaporkan bahwa 1 juta anak mungkin meninggal karena kelaparan.
PBB memperkirakan, kelaparan akan mempengaruhi lebih dari setengah populasi musim dingin ini. Sekitar 97 persen dari populasi mungkin jatuh di bawah garis kemiskinan tahun ini.
“Norwegia terus terlibat dalam dialog dengan Taliban untuk mempromosikan hak asasi manusia, partisipasi perempuan dalam masyarakat, dan untuk memperkuat upaya kemanusiaan dan ekonomi di Afghanistan untuk mendukung rakyat Afghanistan,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Menurut Kementerian Luar Negeri Norwegia, negara Skandinavia yang menjadi rumah bagi Hadiah Nobel Perdamaian itu pada masa lalu telah terlibat dalam upaya perdamaian di sejumlah negara, antara lain Mozambik, Afghanistan, Venezuela, Kolombia, Filipina, Israel, dan Wilayah Palestina. , Suriah, Myanmar, Somalia, Sri Lanka, dan Sudan Selatan.