SEOUL, iNews.id - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan istri akan berkunjung ke Jepang pekan depan. Yoon menjadi presiden Korsel pertama yang berkunjung ke Jepang sejak 12 tahun.
Hubungan Korsel dan Jepang terganjal perselisihan soal tuntutan ganti rugi terhadap pekerja paksa di masa penjajahan 1910 sampai 1945. Para korban kerja paksa menuntut ganti rugi ke Jepang, namun ditolak dengan alasan permasalahan terkait perang sudah diselesaikan dengan pemerintahan di masa lalu.
Namun Korsel melunak dan ingin perselisihan ini berakhir. Pemerintah menyatakan pada Senin lalu, beberapa perusahaan akan memberi kompensasi kepada para korban kerja paksa. Langkah Korsel itu bertujuan untuk menguatkan upaya bersama, yang dipimpin Amerika Serikat (AS), dalam menghadapi ancaman Korea Utara (Korut) dan China di kawasan.
Kantor kepresidenan Korsel menyatakan Yoon bersama Ibu Negara akan berkunjung pada 16-17 Maret untuk bertemu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
"Tonggak penting dalam meningkatkan dan mengembangkan hubungan antara Korea Selatan dan Jepang," bunyi pernyataan kantor kepresidenan, dikutip dari Reuters, Kamis (9/3/2023).
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan, Korsel merupakan negara tetangga yang penting. Oleh karena itu, kedua negara harus meningkatkan bekerja sama dalam mengatasi berbagai masalah internasional.
“Saya berharap melalui kunjungan ke Jepang ini, hubungan Jepang-Korea semakin berkembang berdasarkan hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah terjalin sejak normalisasi hubungan diplomatik,” kata Matsuno.