ANKARA, iNews.id - Keputusan Turki menghentikan seluruh hubungan dagang dengan Israel akibat perang di Jalur Gaza mulai menimbulkan dampak ekonomi serius bagi Tel Aviv. Salah satu yang paling terpukul adalah perusahaan baja Shaul Gueta yang resmi dinyatakan bangkrut setelah kehilangan pasar ekspor utamanya ke Turki.
Menurut laporan surat kabar bisnis Israel, Calcalist, perusahaan yang berbasis di Ashdod itu mengalami kolaps karena embargo perdagangan penuh yang diberlakukan Ankara sejak Mei 2024. Shaul Gueta yang juga bergerak di bidang pengumpulan, pemilahan, dan penjualan besi tua selama ini menggantungkan sekitar 70 persen penjualannya ke Turki.
Kehilangan mitra dagang terbesar membuat keuangan perusahaan ambruk. Total utang Shaul Gueta menembus 105 juta shekel atau sekitar Rp530 miliar, sementara omzet anjlok dari 200 juta shekel (sekitar Rp1 triliun) pada 2022 menjadi hanya 35 juta shekel (Rp177 miliar) di paruh pertama 2025.
Bank International Israel menjadi kreditor terbesar dengan tagihan 18 juta shekel, diikuti Bank Hapoalim (15 juta), Mercantile Bank (11 juta), dan Mizrahi-Tefahot Bank (1,5 juta).
Pengadilan Distrik Beersheba telah menunjuk pengacara Doron Tishman sebagai wali amanat untuk menentukan apakah perusahaan akan dilikuidasi atau direstrukturisasi.