HAVANA, iNews.id - Presiden Kuba Miguel Diaz Canel mengumumkan hari berkabung selama dua hari terkait jatuhnya pesawat Cubana de Aviacion di Havana, Jumat (18/5) siang atau Sabtu dini hari WIB. Kecelakaan itu menewaskan lebih dari 100 orang.
Pesawat yang mengangkut 113 penumpang dan kru itu jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Jose Marti, Havana, dalam penerbangan menuju kota Holguin.
Presiden Diaz Canel mengatakan, penyelidikan untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737 berusia hampir 40 tahun itu mulai dilakukan. Pesawat itu disewa dari perusahaan penerbangan Meksiko Aerolineas Damojh.
Enam kru (sebelumnya disebutkan lima), yakni pilot, kopilot, serta empat pramugari termasuk di antara korban tewas. Selain Meksiko, ada lima lain yang diketahui merupakan warga asing. Dua di antaranya dipastikan berasal dari Argentina.
Namun tidak semua penumpang tewas dalam kecelakaan itu, petugas mengevakuasi tiga perempuan dalam kondisi selamat meskipun kondisinya kritis.
Saksi mata mengatakan, pesawat melakukan putaran setelah lepas landas seperti ingin kembali ke bandara lagi. Namun hidung pesawat keburu menukik ke area pepohonan dan menghujam menyebabkan ledakan keras. Kuatnya benturan menyebabkan pesawat hancur tak berbentuk.
Presiden Diaz Canel mengatakan, hari berkabung dimulai pada Sabtu pukul 06.00 waktu setempat hingga Minggu tengah malam. Dia meminta warga memgibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati korban.