Sistem hidrolik, jelas dia, menaikkan dan menurunkan roda selama lepas landas dan mendarat. Bagian itu mungkin telah rusak.
Namun, beberapa pihak berpendapat, tabrakan burung hanya akan berdampak pada satu mesin, sehingga tidak memengaruhi semua sistem.
Mereka menilai, jika satu mesin rusak karena tabrakan burung, mesin kedua masih dapat menggerakkan roda pendaratan. Oleh karena itu, mereka yakin ada masalah sistemik tambahan.
Para ahli menyerukan penyelidikan menyeluruh untuk menentukan apakah kecelakaan itu disebabkan oleh tabrakan burung, cacat struktur pesawat, atau perawatan yang buruk.
"Kita perlu menganalisis penyebabnya, tapi sangat tidak biasa jika ketiga roda pendaratan rusak semua," kata Kim In Gyu, direktur Pusat Pendidikan Penerbangan Universitas Dirgantara Korea.