DUBAI, iNews.id - Iran akan menggelar pemilihan presiden (pilpres) pada Jumat (28/6/2024) untuk mencari pengganti Ebrahim Raisi yang meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter. Otoritas Iran telah menetapkan para kandidat yang akan bersaing, sebagian besar merupakan loyalis Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Siapa pun pemenang pilpres Iran akan memengaruhi suksesi atau pengganti Khamenei (85) mendatang. Oleh karena itu penting bagi kelompok garis keras Iran untuk mempertahankan jabatan presiden.
Dewan Pelindung, badan yang beranggotakan para ulama dan ahli hukum yang bersekutu dengan Khamenei, menyetujui enam calon presiden (capres). Mereka adalah lima kandidat garis keras dan satu dari kalangan moderat. Dewan menyeleksi dari total 80 kandidat yang ingin maju dalam pilpres.
Tokoh yang menonjol di antara kelompok garis keras adalah Mohammad Baqer Qalibaf, ketua parlemen sekaligus mantan kepala Garda Revolusi Islam Iram (IRGC), dan Saeed Jalili, mantan juru runding nuklir.
Satu-satunya kandidat moderat, Massoud Pezeshkian, mendapat dukungan dari kubu reformis yang terpinggirkan secara politik. Kelompok ini menganjurkan untuk berdamai dengan negara Barat.