ANKARA, iNews.id – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada akhir pekan lalu berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Dalam obrolan tersebut, Erdogan mengajukan sejumlah syarat agar Turki menyetujui pencalonan Rutte sebagai sekretaris jenderal (sekjen) NATO.
Menurut Erdogan, sekjen NATO berikutnya harus melayani keamanan dan kepentingan negara-negara anggota dengan cara terbaik dalam hal perang melawan teror dan tantangan lainnya. Pemimpin NATO ke depan juga mesti memperkuat kesatuan aliansi dan memprioritaskan peran utama NATO.
“(Sekretaris jenderal berikutnya juga harus) membuat komitmen yang meyakinkan mengenai nilai-nilai fundamental Aliansi dan kepatuhan terhadap praktik-praktik yang sudah ada, dan mempertimbangkan sensitivitas sekutu non-Uni Eropa,” ungkap Kantor Kepresidenan Turki melalui unggahan akun resminya di platform media sosial X, @trpresidency, Minggu (31/3/2024).
Masa jabatan Sekjen NATO saat ini, Jens Stoltenberg, semestinya berakhir pada Oktober 2022. Akan tetapi dia mendapat perpanjangan periode jabatan selama satu tahun menyusul pecahnya krisis Ukraina pada 24 Februari 2022.
Pada Juli lalu, aliansi militer pimpinan Amerika Serikat itu kembali memperpanjang masa jabatan Stoltenberg satu tahun lagi, hingga Oktober 2024. Dengan begitu, dia menjadi sekjen NATO terlama kedua setelah mantan Menteri Luar Negeri Belanda, Joseph Luns, yang menjabat dari 1971 hingga 1984.