Israel menarik sebagian besar pasukannya dari Gaza sebagai persiapan untuk melakukan serangan darat terhadap Rafah di Gaza selatan, tempat berlindung sekitar 1,5 juta warga Palestina. Meski kekuatan di lapangan berkurang, Israel terus mengintensifkan serangan ke Gaza melalui udara.
“Seolah-olah tentara pendudukan melancarkan perang baru. Ledakannya tidak henti-hentinya, suaranya datang dari berbagai arah,” ujar Raouf Abed (20), warga Deir Al Balah.
Setiap kali warga berharap ada gencatan senjata, kata dia, pasukan Zionis justru meningkatkan serangan seolah-olah mereka berusaha menekan Hamas.
Serangan udara Israel ke kamp pengungsi Al Shati, Rabu (10/4/2024), menewaskan tiga putra serta empat cucu pemimpin Hamas Ismail Haniya. Namun Haniya menegaskan pembunuhan anggota keluarganya tak akan mengubah tuntutan gencatan senjata Hamas bahwa Israel harus hengkang dari Gaza.