Sementara itu juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengonfirmasi serangan rudal ke fasilitas Aramco di Jeddah dan drone ke kilang Ras Tanura dan Rabigh. Mereka juga menargetkan fasilitas penting lainnya di Ibu Kota Riyadh.
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi merespons dengan menggelar operasi militer ke Yaman untuk menghentikan serangan fasilitas minyak. Operasi militer ini bertujuan untuk melindungi sumber energi global dan memastikan keberlanjutan rantai pasokan yang ikut terpengaruh akibat serangan Houthi.
"(Operasi militer) Secara langsung akan menangani sumber ancaman," bunyi pernyataan koalisi.
Warga sipil Yaman diminta menghindari beberapa lokasi yang mungkin menjadi target serangan seperti fasilitas minyak Hodeidah, kota di tepi Laut Merah. Namun koalisi memastikan akan menghindari lokasi-lokasi sipil dan kerusakan fasilitas minyak Hodeidah.
Setelah itu Houthi mengatakan siap melakukan gencatan senjata selama 3 hari dan mempertimbangkan gencatan senjata permanen jika Arab Saudi mengakhiri blokade dan serangan udara serta menarik semua pasukan dari Yaman.
Yaman dicengkeram oleh perang saudara antara pasukan pemerintah dengan gerakan Houthi selama lebih dari 6 tahun. Ini bermula dari penggulingan pemerintahan yang sah di Sanaa oleh Houthi pada 2014. Setahun kemudian, koalisi pimpinan Saudi membantu pasukan pemerintah Yaman dengan menyerang melawan pemberontak Houthi.