BUCHAREST, iNews.id – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tampaknya berkunjung ke Rumania pada saat yang tidak tepat. Beberapa saat sebelum pesawatnya mendarat di Bucharest, Selasa 16 Januari 2018, Perdana Menteri Rumania Mihai Tudose mengundurkan diri.
Tentu saja pengunduran diri Tudose bukan karena kunjungan Abe, tapi karena krisis politik yang membelit negara itu.
Presiden Klaus Iohannis pun menunjuk Menteri Pertahanan Mihai Fifor sebagai pelaksana tugas perdana menteri.
“Kondisi politik (Rumania) yang tak menentu jangan sampai membuat ketidakstabilan,” kata Iohannis, dikutip dari Japan Times, Rabu (17/1/2018).
Tudose belum setahun menjabat PM, dia dilantik pada Juni 2017. Pengunduran dirinya pada Senin 16 Januari malam disampaikan setelah partai sayap kiri, Partai Sosial Demokrat, mencabut dukungan untuknya.
Alasannya, hubungan Tudose dengan partai yang membesarkannya itu renggang setelah dia bersitegang dengan sang pemimpin, Liviu Dranea.
Sementara itu, akibat pengunduran diri ini, beberapa agenda Abe di Rumania dibatalkan, seperti makan siang dan pembicaraan dengan PM. Namun Abe tetap bertemu dengan Presiden Rumania. Agenda pembahasan pun tak berubah, yakni seputar krisis nuklir Korea Utara (Korut), investasi, dan visa.
Menurut Abe, kedua negara sepakat menolak senjata nuklir Korut. “Kami yakin akan pentingnya mengintensifkan tekanan sampai tingkat yang lebih tinggi terhadap negara ini,” kata Abe.
Pada kesempatan itu Abe dan Iohannis juga membicarakan investasi Jepang dalam pembangunan jalur kereta bawah tanah yang menghubungkan Bandara Henri Coanda ke Kota Bucharest. Jepang menawarkan sepertiga dari pendanaan proyek tersebut. Jalur ini akan beroperasi mulai 2022.