"Test di Eropa dan Dubai memperlihatkan tingkat efisiensi deteksi anjing pada kasus Covid-19 mencapai 95 persen."
"Pentingnya penelitian ilmiah ini akan memungkinkan anjing menjadi pelacak biologis dan mendeteksi penyakit ini di tahap awal penularan," lanjutnya.
Anjing diketahui memiliki 300 juta reseptor penciuman, dan kemampuan mendeteksi bau 50 kali lebih baik daripada manusia normal. Mereka juga bisa mencium bau 250 orang per jam.
"Virus ini tidak berbau, tetapi infeksi menghasilkan perubahan metabolisme, pada gilirannya mengarah pada pelepasan bau keringat tertentu yang akan dideteksi oleh anjing," ucap Prefesor Epidemiolog Veteriner Universidad Catolica, Fernando Mardones.