"Orang yang membuat komentar seperti itu seharusnya bertanya pada diri sendiri, 'Mengapa mereka mengandangkan 380 pesawat sendiri," ujarnya, diberitakan kembali AFP, Senin (17/6/2019).
Seluruh pesawat Boieng 737 Max 8 di dunia saat ini dikandangkan oleh maskapai masing-masing sejak tragedi Ethiopian Airlines pada Maret 2019 yang menewaskan 157 penumpang dan kru. Sementara kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 menewaskan 189 orang.
Pesawat mengalami masalah pada perangkat anti-stall memaksa Boeing melakukan penyelidikan dan perbaikan sistem.
Pilot pesawat ini, termasuk di AS, ternyata juga sudah mengeluhkan kondisi ini sebelum kecelakaan Lion Air.
Boeing masih berupaya menyelesaikan perangkat lunak versi modifikasi dan berharap mendapatkan persetujuan dari otoritas penerbangan sipil AS, FAA, dan mitranya di seluruh dunia.
Namun hasil pertemuan regulator penerbangan pada bulan lalu belum bisa menentukan kapan pesawat itu diizinkan terbang kembali. Ini berdampak pada semakin membengkaknya kerugian maskapai.
"Kami memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenangkan dan mendapatkan kembali kepercayaan publik," kata CEO Boeing, Dennis Muilenburg.