YERUSALEM, iNews.id - Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan mitranya dari Rusia, Vladmir Putin, di Astana, Kazakhstan, Kamis (13/10/2022). Abbas kembali mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap Amerika Serikat (AS) dalam menyelesaikan konflik dengan Israel, sebaliknya memuji peran Rusia.
Dia mendukung kuartet mediator internasional, yakni Rusia, AS, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Uni Eropa, dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel. Namun, Abbas menegaskan AS tak boleh dibiarkan bertindak sendiri.
"Kami tidak percaya Amerika dan Anda tahu posisi kami. Kami tidak memercayainya, kami tidak bergantung kepadanya, dan dalam situasi apa pun kami tidak bisa menerima Amerika sebagai satu-satunya pihak dalam menyelesaikan masalah," kata Abbas, kepada Putin, di sela Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia (CICA), seperti dikutip dari Reuters.
Abbas tak lagi memercayai AS untuk membantu menyelesaikan konflik setelah Negeri Paman Sam mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017. Setahun kemudian, AS memindahkan kedutaan besarnya (kedubes) dari Tel Aviv ke Yerusalem. Pengakuan itu dianggap bentuk keberpihakan AS terhadap Israel sehingga tak layak lagi menjadi penengah konflik.
Sesuai perjanjian, nasib Yerusalem harus diputuskan di meja perundingan melalui negosiasi damai oleh Palestina dan Israel, bukan diakui secara sepihak.
Lebih lanjut Abbas mengungkapkan rasa puasnya atas sikap Rusia terhadap rakyat Palestina.
"Rusia berdiri dengan keadilan dan hukum internasional dan itu sudah cukup bagi kami," katanya.