MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin membantah teori yang menyebutkan Ukraina mungkin berada di balik ledakan yang merusak jaringan pipa gas Nord Stream di Laut Baltik tahun lalu. Putin tetap menuduh Amerika Serikat (AS) berada di balik ledakan itu.
"Ledakan seperti itu, begitu kuat dan dalam, hanya dapat dilakukan oleh para ahli yang didukung oleh seluruh potensi negara yang memiliki teknologi yang relevan," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa (14/3/2023).
Pemimpin Rusia itu bersikeras bahwa AS memiliki motif untuk melakukan ledakan. AS dikatakan ingin menghentikan pasokan gas alam Rusia yang murah ke Jerman dan menyediakan gas alam cair yang lebih mahal.
Sebelumnya, The New York Times, The Washington Post dan media Jerman minggu lalu menerbitkan cerita yang mengutip pejabat AS dan lainnya yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan, ada bukti Ukraina atau setidaknya orang Ukraina, mungkin bertanggung jawab atas ledakan itu. Sebaliknya, pemerintah Ukraina membantah terlibat dalam insiden itu.
Surat kabar Die Zeit Jerman dan penyiar publik Jerman ARD dan SWR melaporkan, para penyelidik percaya lima pria dan seorang wanita menggunakan kapal pesiar yang disewa oleh perusahaan milik Ukraina di Polandia untuk melakukan serangan itu. Jaksa federal Jerman mengonfirmasi, sebuah kapal telah digeledah pada bulan Januari tetapi belum membeberkan temuan yang dilaporkan.
Sementara pekan lalu, Kremlin menggambarkan klaim tentang keterlibatan Ukraina dalam ledakan tersebut sebagai bagian dari upaya Barat menutup-nutupi perbuatannya.