Taiwan terus memodernisasi militernya, tidak hanya membeli peralatan baru seperti kapal selam, tapi juga mengampanyekan ide “perang asimetris”. Konsep ini adalah membuat pasukan Taiwan terus bergerak sehingga sulit diserang, termasuk alat peuncur rudal dan drone yang dipasang di kendaraan.
Seorang pejabat senior Taiwan bulan lalu mengatakan, latihan tahunan Han Kuang akan menerapkan pendekatan mirip dengan pertempuran sesungguhnya. Latihan kali ini bukan sekadar pertunjukan untuk mencetak poin, namun menyimulasikan pertempuran nyata mengingat ancaman China yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Taiwan akan menggelar latihan Han Kuang selama 5 hari, dimulai pada 22 Juli. Di saat bersamaan, pemerintah juga menggelar latihan pertahanan sipil Wan An menyimulasikan serangan udara di kota-kota besar.
China juga menggelar latihan perang besar-besaran selama 2 hari di sekitar Taiwan tak lama setelah Lai dilantik sebagai presiden pada Mei lalu. Pemerintah China menegaskan latihan itu sebagai 'hukuman' atas pidato pelantikan Lai yang berisi pernyataan penuh dengan separatisme.
Lai menegaskan hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka.