Dia pun segera pergi ke jalan dan melihat seorang teroris menodongkan senjata ke arahnya.
"Ajaibnya, senjatanya macet dan dia tidak bisa menembak," katanya.
Polisi mengatakan, pelaku membunuh empat warga sipil dan seorang petugas yang tiba di tempat kejadian sebelum petugas menembak mati pria bersenjata itu.
"Israel sedang menghadapi gelombang teror Arab yang membunuh," tulis Perdana Menteri Naftali Bennett di akun Twitternya.
Sebelumnya, penembakan juga terjadi di Bnei Brak, sebuah kota ultra-Ortodoks Yahudi di pinggiran ibukota komersial Israel.
Pelaku diidentifikasi sebagai Diaa Hamarsheh (26), warga dari kota Ya'abad dekat Jenin di Tepi Barat yang berada di Israel secara ilegal. Hamarsheh dijatuhi hukuman 1,5 tahun di penjara Israel karena pelanggaran keamanan pada tahun 2013.
Total korban tewas dalam serangan-serangan orang Arab ini mencapai 11 orang. Ini merupakan lonjakan paling tajam dalam serangan di jalan-jalan kota dalam beberapa tahun.
Kantor berita Wafa Palestina melaporkan, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan warga sipil Israel. Dia menekankan, pembunuhan warga Israel dan Palestina hanya akan memperburuk situasi.
Selain itu, dia juga memperingatkan adanya serangan pembalasan oleh pemukim Yahudi dan lainnya.
Warga Palestina telah melaporkan peningkatan kekerasan pemukim di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam perang 1967.
Hingga kini, tak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas aksi ini.