Sebelumnya, Komisi Hak Asasi Ethiopia (EHRC) mengatakan dalam sebuah pernyataan, jumlah korban tewas resmi mencapai 32 orang tetapi jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
EHRC mengatakan "para korban diseret dari rumah mereka dan dibwa ke sekilah, dimana mereka dibunuh dalam pembantaian yang melibatkan hingga 60 penyerang bersenjata dan tidak bersenjata".
Belum ada kelompok bersenjata yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden berdarah terbaru, tetapi pemerintah daerah Oromia mengatakan para penyerang itu merupakan anggota Tentara Pembebasan Oromo (OLA)--sebuah kelompok bersenjata yang disalahkan atas penculikan dan serangan bom di Ethiopia barat dan selatan, demikian dikutip dari Aljazeera, Selasa (3/11/2020).