Pria India Ini Ingin Bikin Negara di Tanah Kosong Afrika Utara

Annisa Ramadhani
Syash Dixit klaim dirinya sebagai raja di lahan kosong di Afrika Utara (Facebook)

KAIRO, iNews.idSyash Dixit, petualang asal India menyatakan dirinya sebagai raja dari lahan kosong di sebuah kawasan di Afrika Utara. Kawasan bergurun pasir seluas 1.280 kilometer persegi yang terletak di perbatasan Mesir dan Sudan itu belum diklaim oleh negara mana pun.

Pria yang juga seorang ahli komputer dari Indore, India, ini melakukan perjalanan berbahaya untuk sampai ke daerah itu. Dixit pun menamai tempat itu dengan Kerajaan ‘Dixit di Bir Tawil’.

Bir Tawil adalah daerah perbatasan yang pertama kali direbut Inggris pada abad ke-19. Menurut laporan Telegraph, Dixit menyiapkan perjalanan selama dua malam di Mesir untuk menuju Bir Tawil. Dia harus meyakinkan seorang sopir lokal untuk mau mengantarnya ke daerah itu.

Dia menjelaskan, untuk sampai ke Bir Tawil dia harus melewati rute yang berada di bawah pengawasan militer Mesir. Bir Tawil merupakan area yang identik dengan aktivitas teroris, sehingga militer Mesir tak segan-segan melakukan pendekatan senjata untuk menanganinya.

Setelah merasa aman, Dixit memasang bendera dan benih di padang pasir sebagai bukti penguat atas klaimnya itu.

"Mengikuti peraturan dan etika sejak dulu, jika Anda ingin mengklaim tanah maka Anda perlu menanam tanaman di atasnya. Saya telah menanam benih dan menuangkan air di atasnya hari ini. Itu adalah milik saya,” kata dia.

Dixit sudah membuat situs untuk menawarkan kepada siapa saja yang ingin mendaftar menjadi warga negara Bir Tawil.

"Saya adalah raja! (Tolong?) Ini bukan lelucon, saya memiliki sebuah negara sekarang! Waktunya menulis email ke PBB,” ucapnya.

Ternyata, Dixit bukan orang pertama yang mengklaim tanah itu. Pada 2014 seorang pria asal Virginia menginjakkan kaki di Bir Tawil dengan tujuan ingin menjadikan anak perempuannya sebagai Putri Kerajaan Sudan Utara. Tapi setelah itu, tidak ada kabar kelanjutannya, apakah dia telah mengajukan klaim kepemilikan atau belum.

Namun pakar hukum internasional dari Universitas Georgetown, Anthony Arend, mengatakan berdasarkan hukum internasional, hanya negara yang bisa mengklaim sebuah wilayah, bukan individu. Dengan begitu, Dixit tidak bisa mengklaim dirinya sebagai penguasa lahan tersebut.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
1 jam lalu

Duh, Ratusan Perempuan Diperkosa Pemberontak saat Melarikan Diri dari Medan Konflik Sudan

Internasional
7 hari lalu

Brutalnya Pemberontak Sudan, Perkosa Puluhan Perempuan Dewasa dan Anak-Anak di Hadapan Keluarga

Internasional
7 hari lalu

PBB Ungkap Pemberontak RSF Sudan Bantai Ratusan Warga Sipil di Kota El Fasher

Internasional
8 hari lalu

Perang Saudara di Sudan, Dunia Mengecam Pembantaian Ribuan Warga

Internasional
8 hari lalu

Bukan Hanya Bunuh Ribuan Warga, Pemberontak Sudan Perkosa Perempuan Dewasa dan Anak-Anak

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal