ANKARA, iNews.id - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan keprihatinannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas serangan di Douma, Ghouta Timur, Suriah. Sedikitnya 70 warga sipil tewas akibat terpapar senjata kimia.
"Presiden Turki menyampaikan keprihatinannya mengenai serangan di Douma dan Ghouta Timur serta menekankan pentingnya untuk mengantisipasi jatuhnya korban sipil dan bekerja sama untuk mengirim bantuan kemanusiaan," demikian bunyi pernyataan sumber kepresidenan, setelah kedua pemimpin berbicara melalui telepon, dikutip dari AFP, Senin (9/4/2018).
Rusia merupakan sekutu dekat Suriah, di samping Iran dan milisi Hezbollah, dalam menyerang kelompok bersenjata di Ghouta Timur. Lebih dari 1.000 orang tewas dalam serangan sejak Februari 2018, mayoritas merupakan warga sipil.
Dahsyatnya serangan di Ghouta Timur menyebabkan kawasan yang dihuni warga Sunny itu luluh lantak. Tak heran jika Ghouta Timur disebut sebagai 'neraka dunia'. Hampir semua bangunan hancur, tak banyak lagi tempat bernaung yang nyaman bagi warga.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov meminta semua pihak menahan diri, tidak menjatuhkan tuduhan kepada satu pihak tanpa bukti.
"Sangat penting untuk memeriksa dengan sangat hati-hati mengenai apa yang terjadi di Douma," kata Peskov.
Menurut dia, terlalu dini untuk menghakimi karena saat ini tidak ada seorang pun orang yang memiliki informasi lengkap dan belum ada penyelidikan yang dilakukan.
Pernyataan Peskov ini berseberangan dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov. Sebelumnya, Lavrov mengatakan tim ahli dari militer tak menemukan jejak penggunaan senjata kimia di Douma.
"Tim ahli militer kami telah mengunjungi daerah itu dan mereka tidak menemukan adanya jejak klorin atau bahan kimia lainnya yang disebut-sebut digunakan untuk menyerang warga sipil," ujarnya.