JAKARTA, iNews.id – Profil Hossein Salami terbaru menjadi sorotan dunia setelah kematiannya dalam serangan udara Israel di Teheran pada Juni 2025. Hossein Salami adalah Panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), salah satu tokoh militer paling berpengaruh di Iran dan kawasan Timur Tengah. Posisi strategis dan perannya yang sentral dalam pengembangan kekuatan militer Iran menjadikannya figur penting dalam dinamika geopolitik regional.
Hossein Salami memulai karier militernya pada awal Perang Iran-Irak yang berlangsung dari tahun 1980 hingga 1988. Pengalaman tempur selama perang tersebut membentuk dasar kepemimpinannya dalam struktur militer Iran. Seiring waktu, Salami naik pangkat dan menjabat di berbagai posisi strategis di dalam IRGC, yang merupakan pasukan elit militer yang dibentuk setelah Revolusi Islam Iran 1979.
Pada April 2019, Hossein Salami diangkat oleh Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebagai komandan Korps Garda Revolusi Islam menggantikan Jenderal Mohammad Ali Jafari.
Dalam kapasitasnya sebagai komandan IRGC, Salami bertanggung jawab atas pengembangan program rudal balistik Iran yang menjadi salah satu pilar kekuatan pertahanan negara tersebut. Selain itu, ia memimpin operasi militer dan pengaruh Iran dalam konflik regional, termasuk dukungan kepada kelompok militan di Suriah, Lebanon, Yaman, dan Palestina.
Di bawah kepemimpinan Hossein Salami, IRGC memperkuat apa yang disebut sebagai "Poros Perlawanan," sebuah koalisi negara dan kelompok militan yang didukung Iran untuk melawan pengaruh Barat dan Israel di Timur Tengah. Kelompok ini meliputi Hizbullah di Lebanon, Hamas di Palestina, serta pemberontak Houthi di Yaman. Salami dikenal sebagai arsitek utama strategi militer Iran yang menggabungkan kekuatan konvensional dan non-konvensional, termasuk operasi rahasia dan perang proxy.
Selain itu, Salami juga menjadi figur yang mendapat sanksi internasional dari Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kanada, dan Uni Eropa karena keterlibatannya dalam pengembangan program rudal balistik dan aktivitas militer yang dianggap mengancam stabilitas regional.
Pada tanggal 13 Juni 2025, Hossein Salami tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh militer Israel di ibukota Iran, Teheran. Serangan ini merupakan bagian dari operasi besar Israel yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, termasuk pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka negara tersebut. Kematian Salami menandai pukulan besar bagi struktur militer dan keamanan Iran.
Sebagai respons atas kematian komandan IRGC tersebut, Iran melancarkan serangan rudal balistik ke wilayah Israel, yang merupakan bagian dari eskalasi ketegangan militer antara kedua negara. Serangan balasan ini menunjukkan betapa pentingnya peran Salami dalam pengembangan kemampuan rudal Iran yang kini menjadi senjata utama dalam menghadapi ancaman eksternal.