Profil Jimmy Carter Mantan Presiden AS, Tak Gentar Disebut Anti-Semit karena Bela Palestina

Anton Suhartono
Jimmy Carter (Foto: AP)

Dia juga getol memperjuangkan hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia. 

Carter juga membuat heboh dunia melalui buku berjudul "Palestine Peace Not Apartheid" yang terbit pada 2006.

Buku ini dibuat berdasarkan pembicaraan damai antara Mesir dan Israel yang dia tengahi selama menjabat presiden. Pembicaraan damai itu dilakukan antara pemimpin Israel Menachem Begin serta Anwar Sadat dari Mesir yang menghasilkan perjanjian damai.

Dalam buku ini, Carter berpendapat bahwa kontrol dan pembangunan permukiman Israel yang berkelanjutan telah menjadi hambatan utama bagi perjanjian damai yang komprehensif di Timur Tengah.

Perspektif itu ditambah dengan penggunaan kata Apartheid dalam judul Peace Not Apartheid. Para kritikus menyebut penggunaan isilah itu sebagai kesalahan atau keliru, sehingga memicu protes keras dari kalangan pendukung Israel. 

Dalam buku itu Carter berbicara tentang pengalamannya dalam menangani konflik Timur Tengah. 

Beberapa orang menuduh bahwa Carter menganut bias anti-Israel dalam buku tersebut, sementara yang lain mengkritik karya tersebut karena ceroboh, menghilangkan informasi penting, dan karena tidak tepat dalam beberapa hal. Dalam banyak bagian, buku tersebut sangat kritis terhadap perlakuan Israel terhadap warga Palestina.

Namun Carter membela bukunya serta membantah bahwa respons terhadapnya di dunia nyata sangat positif.

Carter, sosok diplomat ulung yang membuatnya meraih Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002, mengungkapkan rasa prihatin atas serangan yang ditujukan kepadanya sejak buku tersebut diterbitkan. 

"Ini pertama kalinya saya disebut pembohong, fanatik, anti-Semit, pengecut, dan plagiator. Ini menyakiti saya," katanya.

Penggunaan kata "Apartheid" dalam judul buku tersebut memicu kontroversi. Namun Carter membela penggunaan kata tersebut dengan mengatakan dia menggunakannya meskipun sadar bahwa itu provokatif.

Di dalam negeri, prestasi pemerintahannya meliputi program energi komprehensif yang dijalankan oleh Departemen Energi; deregulasi dalam energi, transportasi, komunikasi, dan keuangan serta program pendidikan utama di bawah Departemen Pendidikan.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
45 menit lalu

Ketika Trump Takjub dengan Presiden Suriah Al Sharaa: Suatu Kehormatan Bertemu Dengannya

Internasional
13 jam lalu

Anggota Parlemen Israel Nyaris Baku Hantam Bahas RUU Hukuman Mati bagi Tahanan Palestina

Internasional
14 jam lalu

Kenapa Uni Emirat Arab Mendukung Israel?

Internasional
14 jam lalu

Parlemen Israel Setujui Hukuman Mati bagi Tahanan Palestina

Internasional
15 jam lalu

Moskow: Negara Barat Mulai Sadar Tak Bisa Kalahkan Rusia di Ukraina

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal