"Kami akan mendesentralisasikan negara, mendemonopolisasi ekonomi dan mendemiliterisasi politik,” katanya beberapa waktu lalu yang membuatnya dijauhi politikus pro-militer.
Di parlemen, Pita mendapat tantangan berat dari politikus yang berseberangan paham dengannya. Pendiriannya untuk membawa Thailand menjauhi militer menyebabkan usahanya menjadi perdana menteri terus ditentang.
Pada 19 Juli 2023, Pita gagal maju menjadi PM untuk kedua kalinya. Parlemen mencabut keanggotaannya karena tuduhan mempunyai saham di perusahaan media. Namun, tudingan itu dibantah.
Selain itu, parlemen juga menggagalkan statusnya sebagai kandidat PM. Namun, belum jelas proses selanjutnya apakah Pita bisa maju lagi menjadi kandidat PM atau tidak.