JAKARTA, iNews.id – Profil Raja Thailand Maha Vajiralongkorn menarik diketahui, terlebih namanya kembali disebut-sebut dalam pemilu negara itu. Raja Maha Vajiralongkorn menyetujui kabinet yang dibentuk perdana menteri terpilih Srettha Thavisin pada Sabtu (2/9/2023).
Sehari sebelumnya, Raja Maha Vajiralongkorn memangkas hukuman penjara mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dari 8 menjadi hanya setahun dengan alasan kesehatan.
Thaksin merupakan mantan pemimpin pemerintahan Thailand yang hidup di pengasingan selama 15 tahun untuk menghindari hukuman atas tuduhan korupsi. Dia kembali ke Thailand bulan lalu setelah Srettha, politikus partai Phue Thai yang didirikan keluarga Shinawatra, memenangkan pemungutan suara parlemen.
Maha Vajiralongkorn naik takhta pada 2016, meski demikian penobatannya baru dilaksanakan pada 2019. Dia termasuk raja terkaya di dunia dengan kekayaan bersih 30 sampai 70 miliar dolar AS.
Maha Vajiralongkorn lahir dengan nama lengkap Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun pada 28 Juli 1952. Dia merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Ratu Sirikit dan Raja Adulyadej.
Kelahirannya merupakan momen penting bagi monarki karena menjadi pewaris takhta.
Profil Raja Thailand Maha Vajiralongkorn berikutnya, dia menempuh pendidikan di sekolah istana di Bangkok. Di usianya ke-13 tahun, dia dikirim ke sekolah swasta di Inggris dan Australia. Kemudian, dia menempuh pelatihan di Royal Military College di Canberra.
Dia sempat mendapat pelatihan militer lebih lanjut di Thailand, Inggris, Amerika Serikat, dan Australia sampai menjadi perwira di angkatan bersenjata Thailand. Selain itu, dia juga memenuhi syarat menjadi pilot sipil dan pesawat tempur. Bahkan dia menerbangkan Boeing 737 miliknya saat bepergian ke luar negeri.
Maha Vajiralongkorn dibekali gelar Putra Mahkota dari ayahnya, Adulyadej, saat upacara penobatan pada 1972 yang menjadikannya sebagai pewaris resmi. Akan tetapi, saat itu masih ada keraguan tentang takhta waris itu. Rumor jelek tentangnya mulai bermunculan, mulai dari gemar main perempuan, berjudi, dan bisnis ilegal. Rumor itu didasarkan saat dia tidak menunjukkan antusiasme terhadap proyek pembangunan Adulyadej dan kegiatan saudarinya, Sirindhorn.
Pada 1981, Ratu Sirikit menyinggung masalah itu dan menjelaskan bahwa dia mengalami fase ‘Don Juan’ atau lebih suka menghabiskan waktu bersama perempuan-perempuan cantik daripada menjalankan tugas kerajaan.