MANCHESTER, iNews.id - Profil Reynhard Sinaga menjadi sorotan dunia setelah namanya mencuat sebagai pelaku kejahatan seksual terbesar dalam sejarah Inggris modern. Kasusnya mengguncang publik, tidak hanya di Indonesia tempat asalnya tetapi juga di seluruh dunia.
Reynhard Sinaga lahir di Jambi, Indonesia, pada tahun 1983. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga yang tergolong cukup berada. Ayahnya merupakan seorang pengusaha properti sukses, sedangkan ibunya dikenal aktif dalam kegiatan sosial. Reynhard menjalani masa kecilnya di Indonesia sebelum kemudian melanjutkan pendidikan tinggi ke luar negeri.
Dari luar, kehidupan Reynhard tampak normal dan bahkan menjanjikan. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas, komunikatif, dan mudah bergaul. Namun di balik penampilan ramahnya, tersimpan sisi gelap yang baru terungkap setelah bertahun-tahun kemudian.
Profil Reynhard Sinaga tidak bisa dilepaskan dari riwayat pendidikannya yang gemilang. Ia dikenal memiliki prestasi akademik yang baik. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Indonesia, Reynhard melanjutkan studi ke Inggris. Ia diterima di University of Manchester untuk melanjutkan studi pascasarjana di bidang arsitektur, lalu mengambil program doktoral (PhD) di bidang sosiologi.
Selama tinggal di Manchester, Reynhard dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan komunitas mahasiswa Indonesia. Ia juga cukup aktif di media sosial, membagikan aktivitas sehari-harinya seperti layaknya mahasiswa pada umumnya. Namun, di balik kehidupan sosialnya yang tampak normal, ia menyimpan kejahatan yang sangat serius dan kejam.
Kasus yang membuat profil Reynhard Sinaga dikenal luas adalah kejahatan seksual yang ia lakukan terhadap lebih dari 150 pria. Modusnya terbilang kejam dan sistematis. Reynhard mencari korban di sekitar klub malam Manchester, memanfaatkan kondisi korban yang mabuk untuk mengajaknya pulang ke apartemennya dengan dalih memberikan tempat beristirahat.
Setelah korban tak sadarkan diri, Reynhard melakukan tindakan pelecehan seksual sambil merekamnya dengan ponsel. Ratusan video ditemukan oleh pihak kepolisian, yang menjadi bukti kuat di pengadilan. Hampir semua korban tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi korban pelecehan hingga kasus ini terbongkar.
Kejahatan ini terungkap secara tidak sengaja ketika salah satu korban sadar lebih cepat, melawan, dan melapor ke pihak berwenang. Dari laporan tersebut, penyelidikan mendalam pun dilakukan, dan pihak kepolisian menemukan bukti tak terbantahkan berupa rekaman aksi Reynhard terhadap para korban.
Reynhard Sinaga ditangkap pada tahun 2017 di Manchester. Dalam proses penyelidikan, pihak berwenang menemukan lebih dari 3 terabyte video yang memperlihatkan perbuatannya. Setelah melalui serangkaian persidangan panjang di Pengadilan Manchester Crown Court, ia dinyatakan bersalah atas 159 tindak pemerkosaan, 136 pelecehan seksual, dan 8 percobaan pemerkosaan terhadap sedikitnya 70 korban.
Pada Januari 2020, hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Reynhard Sinaga, dengan masa minimum 30 tahun sebelum kemungkinan pembebasan bersyarat. Hakim menggambarkan Reynhard sebagai “pemerkosa paling produktif dalam sejarah hukum Inggris.”
Kasus ini menimbulkan kehebohan di Inggris dan Indonesia. Banyak pihak terkejut karena sosok yang dikenal berpendidikan tinggi dan berkepribadian hangat ternyata menyimpan perilaku menyimpang yang luar biasa parah. Di Inggris, kasus ini memicu perdebatan publik tentang keamanan malam hari, penggunaan alkohol, dan pentingnya edukasi tentang kekerasan seksual.
Di Indonesia, masyarakat bereaksi beragam. Sebagian merasa malu dan marah, sementara sebagian lainnya menyoroti perlunya pendidikan moral dan kontrol perilaku bagi pelajar Indonesia di luar negeri. Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa tidak akan memberikan perlindungan khusus kepada warga negara yang melakukan kejahatan berat di luar negeri, termasuk dalam kasus ini.
Reynhard saat ini menjalani hukumannya di penjara dengan pengamanan tinggi di Inggris. Laporan menyebut bahwa ia sempat diserang oleh sesama narapidana karena statusnya sebagai pelaku kejahatan seksual. Situasi ini menyebabkan pihak berwenang meningkatkan pengamanan dan menempatkannya di area terpisah.
Selain itu, kondisi psikologis Reynhard dilaporkan menurun akibat tekanan dan isolasi di penjara. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia di London terus memantau keadaannya untuk memastikan keselamatan serta hak-haknya sebagai warga negara tetap dijamin.