Tragedi itu mendorong Gurung untuk terjun dalam kegiatan sosial. Pada 2020, dia mendirikan Hami Nepal yang kini memiliki lebih dari 1.600 anggota.
LSM ini aktif menggalang dana internasional dan menyalurkan bantuan untuk korban banjir, tanah longsor, dan gempa bumi di Nepal. Media lokal bahkan menyebutnya sebagai filantropis berdedikasi.
Di bawah kepemimpinannya, Hami Nepal menyerukan protes damai setelah pemerintah Nepal memblokir 26 aplikasi pesan singkat dan media sosial pada 4 September 2025. Namun kekecewaan warga tidak hanya soal pemblokiran, melainkan juga terkait kondisi ekonomi, praktik korupsi, hingga tuntutan kembalinya sistem monarki.
Sebelum aksi pecah, Hami Nepal mengunggah ajakan protes di Instagram dan Discord. Mereka juga menyebarkan video berjudul cara berunjuk rasa, mengajak pelajar ikut serta dengan tetap mengenakan seragam dan membawa buku maupun tas.
Sebelumnya, unjuk rasa di Kathmandu berujung bentrokan pada Senin (8/9/2025). Korban tewas dilaporkan mencapai puluhan dan ratusan lain luka-luka.