Reaksi di Dalam dan Luar Negeri
Penahanan Yifat Tomer Yerushalmi memicu gelombang reaksi keras. Banyak aktivis HAM menilai dia menjadi “korban sistem” karena mencoba membuka kebenaran tentang penyiksaan terhadap warga Palestina.
Sebaliknya, kalangan sayap kanan Israel menyebut tindakannya sebagai pengkhianatan terhadap negara.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan menyebut kebocoran video itu sebagai serangan hubungan publik terbesar terhadap Israel sejak berdirinya Israel.
Sementara organisasi HAM internasional, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch, menilai penahanan Yerushalmi menunjukkan bahwa
“Israel lebih takut pada transparansi daripada pada pelanggaran HAM itu sendiri,” bunyi pernyataan.
Dampak Politik dan Hukum
Kasus ini menyingkap ketegangan besar di tubuh militer Israel: antara keinginan menjaga citra dan rahasia negara dengan dorongan moral untuk mengungkap pelanggaran.
Selain itu, kebocoran video penyiksaan di Sde Teiman memperkuat kritik dunia terhadap perlakuan Israel terhadap tahanan Palestina, terutama sejak meningkatnya operasi militer di Gaza.
Selama karier militernya, Yerushalmi dikenal tegas, tertutup, dan profesional. Rekan-rekannya menggambarkannya sebagai “pengacara yang disiplin dan berani menentang keputusan politik bila bertentangan dengan hukum internasional.”
Ironisnya, keberanian itu kini membawanya ke balik jeruji.