"Saya punya alasan untuk segala sesuatu yang saya lakukan. Hitler tidak pernah meminta nasihat siapa pun dan dia tidak bekerja untuk menyejahterakan orang," kata dia.
Sivaprasad tampaknya ingin menunjukkan bahwa karakter yang ditunjukkan melalui seragam itu mirip dengan apa yang dilakukan Modi. Menurut dia, saat memenangkan pemilu pada 2014 ada harapan besar terhadapnya, namun pemerintahan tidak memenuhinya.
Mulanya, TDP masuk dalam partai koalisi pendukung PM Modi, namun dukungannya dicabut pada awal 2018 karena masalah ini.
Penampilan unik Sivaprasad ini memang mampu menarik perhatian publik dengan cepat. Tapi umumnya mereka terkejut dan mengkritiknya.
Pengguna Twitter mengatakan, "Seorang anggota parlemen datang mengenakan kostum Hitler, sosok yang membunuh jutaan orang di ruang gas dan perang. Itu hanya menjadikan. Apa pun kejutannya, kebencian itu sangat dianggap normal di India."
Nazi bukan sesuatu asing bagi publik India. Bahkan, Adolf Hitler dikagumi oleh kalangan anak muda. Buku otobiografinya, 'Mein Kampf', sangat populer di sana. Pada awal 2018, diktator Nazi ditampilkan dalam buku anak-anak tentang pemimpin yang menginspirasi. Hal ini memicu protes dari organisasi hak asasi manusia (HAM) Yahudi yang berbasis di AS, Simon Wiesenthal Center.