WARSAWA, iNews.id - Perusahaan gas Rusia Gazprom menghentikan pasokan ke Polandia dan Bulgaria, Rabu (27/4/2022). Penyebabnya dua negara itu tak membayar tagihan menggunakan mata uang rubel sebagaimana disyaratkan kepada negara-negara tak bersahabat dengan Rusia.
Penghentian pasokan gas ini memicu perang ekonomi antara Rusia dengan Eropa sebagai respons atas sanksi bertubi-tubi yang dijatuhkan Barat terkait invasi ke Ukraina.
Perusahaan pemerintah yang memasok 40 persen kebutuhan gas Eropa itu menegaskan, transit melalui Polandia dan Bulgaria juga akan dihentikan sepenuhnya jika ada tindakan penyedotan secara ilegal.
Polandia dan Bulgaria menjadi negara transit penyaluran gas ke Jerman, Hongaria dan Serbia. Tak heran jika ada kekhawatiran negara-negara itu akan ikut terdampak. Bagi Jerman ini akan menjadi pukulan sangat berat. Berdasarkan data 2021, 50 persen pasokan gas negara industri itu dipasok oleh Rusia.
Kondisi ini berdampak pada lonjakan harga gas, meningkatkan kegelisahan akan dampak perang Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian global.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menegaskan, pembayaran gas menggunakan mata uang rubel merupakan pembalasan terhadap sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap negaranya. Selain itu aset-aset Rusia di luar negeri senilai ratusan miliar dolar dibekukan.
Sementara itu Komisi Eropa menuduh Rusia telah melakukan pemerasan di balik pemutusan pasokan gas. Disebutkan sistem pembayaran Rusia masih bisa dipraktikkan tanpa melanggar sanksi Uni Eropa.