Unjuk rasa tersebut sekaligus menandai ulang tahun ke-29 Perjanjian Perdamaian Paris yang mengakhiri Perang Saudara Kamboja, kata mantan wakil presiden CNRP Mu Sochua.
CNRP dibubarkan atas permintaan pemerintah Perdana Menteri Hun Sen. Penguasa Kamboja itu menuduh CNRP berencana untuk mengambil alih kekuasaan dengan bantuan Amerika Serikat. Akan tetapi, CNRP dan Kedutaan Besar AS di Kamboja membantah tuduhan tersebut.
Kamboja, salah satu negara termiskin di Asia, telah menjadi sekutu penting bagi China dalam beberapa tahun terakhir. Negara itu dituduh memberikan pengaruh kepada Beijing sebagai imbalan atas dukungan ekonomi dari Tiongkok.
Namun, Kamboja bekeras bahwa kebijakan luar negeri dan keamanan mereka sepenuhnya independen.
Kedutaan China tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters terkait unjuk rasa hari ini.