"Akibat dari penggunaan UAV, beberapa tank, artileri self-propelled dan kendaraan beroda, termasuk yang dipasok negara-negara NATO, hancur,” bunyi pernyataan Kemhan Rusia, dikutip dari RT, Jumat (14/10/2022).
Kemhan tak memberikan penjelasan soal drone dan amunisi yang digunakan dalam serangan, namun dari tayangan tampaknya kendaraan tak berawak itu adalah versi upgrade dari drone Lancet.
Berdasarkan data, drone ini dikembangkan oleh anak perusahaan Kalashnikov, Zala Aero, dan bisa membawa hulu ledak seberat 5 kg. Selain itu drone bisa bertahan di udara selama lebih dari 1 jam sebelum menghantam target.
Berbeda dengan versi sebelumnya, drone ini memiliki sayap depan lebih besar dan sayap ekor lebih kecil. Drone Lancet versi sebelumnya memiliki dua sayap berformasi X simetris.