PARIS, iNews.id - Puluhan ribu massa anti-pemerintah “rompi kuning” kembali berdemontrasi, Sabtu (5/1/2019) waktu setempat. Aksi protes ini memicu kerusuhan di sejumlah wilayah Prancis.
Dilaporankan CNN, Minggu (6/1/2018) Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner, menyatakan kerusuhan terjadi di Paris, Bordeaux, dan Marseille dengan jumlah massa mencapai 50.000 orang.
Di Paris, 3.500 orang berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa tersebut. Angka itu jauh lebih tinggi dari 800 orang yang turun ke jalan pekan lalu. Setidaknya 34 orang diamankan untuk diinterogasi.
Benjamin Griveaux, juru bicara pemerintah, membenarkan bahwa dia dan timnya harus dievakuasi dari Paris setelah sejumlah pengunjuk rasa masuk ke halaman kantornya.
Pihak berwenang menyebut kerusuhan juga terjadi di Montpellier dan Troyes.
Beberapa orang juga dilaporkan berusaha masuk ke Gedung Pengadilan. Kekerasan juga dilaporkan terjadi di Beauvais.
Gerakan rompi kuning muncul pada Oktober dan berubah menjadi krisis terburuk selama masa jabatan Presiden Emmanuel Macron. Aksu demonstrasi ini melibatkan puluhan ribu orang, menyebabkan pemblokiran jalan di seluruh Prancis.
Untuk meredakan protes, pada pertengahan Desember, Macron mengumumkan paket langkah-langkah untuk membantu pensiunan dan pekerja bergaji rendah sebesar 11.4 miliar dolar AS atau sekitar Rp165 triliun.