MOSKOW, iNews.id - Serangan Rusia ke Ukraina menggunakan rudal balistik hipersonik terbaru pada Kamis (21/11/2024), merupakan peringatan keras kepada negara-negara Barat. Rusia akan membalas setiap keputusan dan tindakan ceroboh negara Barat dalam mendukung Ukraina.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pesan kuat dari serangan Rudal Oreshnik (Pohon Hazel) Rusia adalah segala tindakan Barat tak akan dibiarkan begitu saja tanpa pembalasan.
Pernyataannya itu merujuk pada izin yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh ATACMS menyerang wilayah Rusia. Bahkan Ukraina juga telah menggunakan rudal serupa dari Inggris, Storm Shadow, untuk menyerang wilayah Rusia.
"Pesan utamanya adalah bahwa keputusan dan tindakan sembrono negara-negara Barat yang memproduksi rudal, memasoknya ke Ukraina, kemudian berpartisipasi dalam serangan di wilayah Rusia tidak bisa dibiarkan tanpa reaksi dari pihak Rusia," kata Peskov, dikutip dari Reuters, Sabtu (23/11/2024).
Dia menegaskan Rusia dengan jelas menunjukkan kemampuannya dalam merespons serangan itu. Serangan menggunakan Oreshnik itu akan terus berlanjut jika Barat tak mengindahkan peringatan tersebut.
Meski demikian, lanjut Peskov, Rusia tetap memberikan peringatan sebelum serangan dilakukan. Rusia memberi tahu AS 30 menit sebelum serangan berlangsung, meski tak ada kewajiban atau aturan yang berlaku.
Peskov melanjutkan Presiden Vladimir Putin tetap terbuka untuk berdialog, namun Presiden AS Joe Biden yang akan mengakhiri masa jabatannya pada Januari 2025 lebih suka menabur konflik.
Putin pada Kamis kemarin mengumumkan bahwa Rusia menembakkan rudal baru ke Ukraina. Rudal ditujukan ke pangkalan militer Ukraina.