MOSKOW, iNews.id – Rusia memperingatkan NATO dan Uni Eropa (UE) untuk berhenti memasok senjata ke Ukraina. Moskow menegaskan, tindakan semacam itu dapat menimbulkan ancaman bagi penerbangan sipil.
“Kami sekali lagi mendesak negara-negara UE dan NATO untuk menghentikan ‘pemompaan’ yang tidak masuk akal terhadap rezim Kiev yang tidak dapat diganggu gugat dengan sistem senjata mutakhir,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita Sputnik, akhir pekan ini.
“Ini demi menghindari risiko bagi penerbangan sipil internasional dan komunikasi transportasi lainnya, tidak hanya di Eropa tetapi juga di luarnya,” katanya.
Menurut Zakharova, Ukraina menerima sedikitnya 2.000 ton senjata modern, amunisi, dan peralatan pelindung dari NATO dan UE sepanjang bulan lalu.
Ukraina memang mendapatkan sokongan dari negara-negara Barat, terutama anggota NATO dan UE. Amerika Serikat telah mengucurkan lebih dari 2,5 miliar AS bantuan militer ke negara bekas Uni Soviet itu sejak 2014.
Bantuan dari Washington DC itu antara lain berupa rudal antitank Javelin, kapal patroli pantai, Humvee, senapan sniper, drone pengintai, sistem radar, penglihatan malam, dan peralatan radio. Pasokan senjata berikutnya juga dapat mencakup rudal antipesawat Stinger, senjata-senjata kecil, dan beberapa kapal.