MOSKOW, iNews.id – Rusia menganggap jumlah warga sipil Palestina yang gugur dalam operasi pembebasan tawanan Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza Tengah, oleh pasukan zionis pada akhir pekan lalu tidak dapat diterima. Penilaian itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, kemarin.
“Sama seperti reaksi kita terhadap serangan teroris pada 7 Oktober, dan metode yang digunakan Israel dalam menanggapinya. Saya merasa tidak dapat diterima bahwa untuk menyelamatkan nyawa tak berdosa, ratusan orang tak bersalah lainnya dikorbankan,” kata Lavrov kepada wartawan setelah pertemuan para menlu BRICS di Kota Nizhny Novgorod, Rusia, Selasa (11/6/2024).
Operasi militer Israel di Nuseirat pada Sabtu (8/6/2024) lalu berlangsung di jantung lingkungan perumahan warga Palestina. Operasi tersebut juga disertai dengan serangan udara oleh angkatan bersenjata Israel. Militer zionis menyebut kawasan Nuseirat menjadi tempat para pejuang Hamas menyandera para tawanan Israel di dua blok apartemen terpisah.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, operasi tersebut menewaskan 274 warga Palestina. Sebagian dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Selain korban jiwa, sebanyak 698 warga sipil lainnya terluka oleh serangan Israel tersebut.
Konflik di Gaza dipicu ketika para pejuang Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. Berbagai pemboman dan invasi Israel sejak hari itu di Gaza telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina.
Para pejuang Palestina membawa sekitar 250 tawanan Israel ke Gaza pada 7 Oktober. Lebih dari 100 di antaranya dibebaskan dan ditukar dengan sekitar 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel selama gencatan senjata selama seminggu pada November.
Menurut penghitungan Israel, terdapat 116 sandera yang tersisa di Jalur Gaza. Sedikitnya 40 orang di antara mereka dinyatakan tewas oleh pihak berwenang Israel.