Dalam pernyataan terpisah, Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintzev mengatakan, nasionalis di Ukraina menahan sekitar 5.000 orang asing sebagai sandera.
"Para militan dari batalyon nasionalis terus menyandera sebagai 'perisai manusia' sekitar 5.000 orang asing." katanya.
Di Kharkiv, ada 1.500 siswa dari India, 200 warga Yordania, 40 warga Mesir, 15 warga negara Vietnam. Di Kota Sumy, ada 576 warga negara India, 159 warga Tanzania, 121 warga China, 100 mahasiswa dari Ghana, 60 warga Mesir, 45 warga Yordania, 16 mahasiswa dari Pakistan, 15 warga Tunisia dan 14 warga Zambia.
Mizintsev menyuarakan keprihatinan tentang nasib orang asing, dengan mempertimbangkan bahwa unit yang disebut "pertahanan teritorial" Ukraina menggunakan ideologi, simbolisme, dan salam Nazi Jerman.
Dia mengatakan kaum nasionalis memukuli sekelompok 20 mahasiswa Pakistan di Sudja ketika mereka mencoba meninggalkan pemukiman itu.
Aktivis nasionalis mencegah evakuasi orang asing, terutama yang berkulit gelap, serta warga negara India, Israel, Indonesia, Pakistan, dan Mesir.
"Kelompok nasionalis Ukraina berencana untuk membunuh sembilan mahasiswa dari Irak yang ditahan di asrama Universitas Negeri Sumy dan berencana untuk membunuh mereka, menyalahkan Rusia untuk ini," kata Mizintsev.
Dia meminta Barat dan organisasi internasional untuk menekan militer Ukraina membebaskan orang asing dan warga sipil dari zona perang. Rusia bersumpah akan menciptakan kondisi yang diperlukan.