Pejabat di kantor kepolisian Wari juga mencurgai adanya sabotase, namun pihaknya baru bisa mengungkap kasus ini setelah penyelidikan rampung.
Pada Desember 2023, demonstran membakar kereta api menewaskan empat orang. Saat itu kubu oposisi menyerukan aksi mogok nasional untuk mendesak pembatalan pemilu.
Partai oposisi utama, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), menjadi sponsor boikot pemilu. Ini merupakan pemboikotan kedua dalam tiga pemilu Bangladesh. BNP menyebut pemilu tersebut sebagai taktik dari partai berkuasa, Liga Awami, yang dipimpin Perdana Menteri Sheikh Hasina, untuk melanggengkan kekuasaannya. Jika Liga Awami memenangkan pemilu lagi, Hasina akan memimpin Bangladesh untuk periode keempat berturut-turut.
Hasina juga menolak seruan BNP untuk mengundurkan diri sebagai PM. Dia menyerahkan kekuasaan pada bulan lalu kepada otoritas yang netral untuk menjalankan pemilu.
Sebaliknya, Hasina menuduh partai oposisi menghasut demonstrasi anti-pemerintah yang berlangsung sejak akhir Oktober 2023. Demonstrasi rusuh itu sudah menewaskan sedikitnya 10 orang.
BNP membantah pembakaran kereta terbaru ini sebagai perbuatan para pendukungnya. Pejabat senior BNP Ruhul Kabir Rizvi menuduh balik partai berkuasa bahwa insiden Benapole Express merupakan aksi sabotase dan kekejaman terhadap kemanusiaan.