Nida, yang berbicara sambil menangis, mengatakan bahwa Shireen adalah wartawan yang sangat dihormati, khususnya di Qatar. Perempuan itu yang telah bekerja di Aljazirah sejak awal Intifadah Palestina Kedua pada 2000.
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengklaim pasukannya hanya menembak balik setelah mendapat “tembakan besar-besaran” di Jenin. Tentara zionis pun berusaha mengelak dari tuduhan pembunuhan wartawan perempuan Aljazirah itu, dengan mengatakan bahwa bisa saja Shireen tewas karena tembakan dari orang-orang bersenjata Palestina.