"Hal besar yang menonjol adalah semua lalu lintas kendaraan; mobil, truk, kontainer pengiriman. Fasilitas ini sangat aktif. Aktivitasnya tidak melambat, tidak selama negosiasi dan juga sekarang. Itu (Korut) masih membuat senjata nuklir," lanjutnya.
Sebenarnya, fasilitas itu pernah diidentifikasi pada 2015 oleh para peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies. Namun, badan tersebut memilih untuk tidak mengungkapnya karena mereka tidak bisa menjelaskan fungsi spesifiknya dalam program nuklir Korut.
Namun, dugaan Lewis mengenai fungsi fasilitas tersebut sebagai lokasi pengembangan nuklir Korut semakin diperkuat oleh buku karya Ankit Panda yang baru akan dirilis. Ankit merupakan ahli Korea yang bekerja pada Federasi Ilmuwan Amerika (FAS).
Dalam buku yang berjudul "Kim Jong Un and Bomb" Ankit menulis fasilitas tersebut terkait pembuatan hulu ledak dan juga bisa berfungsi sebagai lokasi penyimpanan senjata jika pemimpin Korea Utara perlu menyebarnya. "Menimbun untuk respons yang lebih baik dalam krisis," demikian potongan tulisan buku itu.
"Kami sudah memantau fasilitas itu sejak lama dan tahu itu ada hubungannya dengan program nuklir. Saat Ankit Panda bertanya pada saya apakah saya tahu mengenai sebuah fasilitas di desa bernama Wollo-ri yang terlibat dalam pembuatan senjata nuklir, semuanya jadi jelas," lanjut Lewis.
CIA dan Pentagon menolak berkomentar saat ditanya apakah fasilitas tersebut diyakini memainkan peran penting dalam program nuklir Korea Utara.