Secara fisik, Ramesh masih menderita sakit parah di kaki, bahu, lutut, dan punggung akibat luka yang dideritanya saat merangkak dari reruntuhan pesawat.
Dia juga masih kesulitan melakukan aktivitas dasar seperti berjalan apalagi mengemudi. Dia juga divonis tidak bisa bekerja lagi secara medis. Meskipun didiagnosis PTSD selama dirawat di rumah sakit di India, dia belum menerima perawatan lanjutan sejak kembali ke rumah.
Air India menawarkan kompensasi sementara sekitar 21.500 poundsterling yang diterima Ramesh untuk kebutuhan mendesak.
Namun, bisnis perikanan keluarga yang dia jalankan bersama mendiang adiknya di India runtuh setelah kecelakaan itu, yang menambah kesulitan keuangannya.
Pendukung para korban tragedi Air India secara terbuka meminta para bos perusahaan untuk menemui penyintas dan keluarga korban lain yang terdampak guna memenuhi kebutuhan dan penderitaan mereka yang berkelanjutan.
“Siapa pun yang bertanggung jawab di tingkat tertinggi seharusnya berada di lapangan untuk menemui para korban peristiwa tragis ini, dan memenuhi kebutuhan mereka,” kata seorang tokoh masyarakat setempat yang mendukung Ramesh.
Hasil penyelidikan awal mengungkap, kecelakaan disebabkan putusnya pasokan bahan bakar pesawat beberapa detik setelah lepas landas.