Selama berada di kekuasaan Inggris, Qatar dijadikan wilayah untuk tempat perdagangan atau transit sebelum menuju India. Namun, berkaca dari India yang berhasil merdeka, Qatar pun termotivasi untuk memerdekakan negaranya sendiri.
Inggris pada saat itu setuju jika Qatar ingin memerdekakan negaranya. Namun, ada syarat bahwa keuangan Qatar harus dikuasai oleh Inggris.
Dengan tegas, Qatar menolak hal tersebut. Kemudian, Qatar membentuk Federasi Arab Teluk. Hingga akhirnya pada 1971 Qatar berhasil mendapatkan kemerdekaannya sendiri secara penuh.
Qatar saat ini memiliki populasi sekitar 250.000 penduduk asli dan 1,5 juta penduduk asing. Sebagai negara penghasil minyak dan produsen minyak terbesar ketiga di dunia, Qatar berhasil memiliki pendapatan tahunan yang luar biasa.
Awalnya, bidang perekonomian Qatar bergerak dalam perikanan dan mutiara. Namun rupanya mereka kalah saing dengan Jepang. Akhirnya Qatar pun mencari cara lain untuk dapat keuntungan, yakni dengan mengembangkan industri minyak dan gas.
Benar saja, industri ini akhirnya berhasil membuat Qatar menjadi negara terkaya di dunia. Sumber daya alam ini pertama kali ditemukan pada 1940.
Hingga saat ini, pemasukan utama Qatar berasal dari ekspor minyak dan gas bumi. Titik balik Qatar terjadi dalam bidang sumber daya minyak bumi yang dimilikinya. Dengan adanya sumber daya alam itu, Qatar dapat berkembang hingga saat ini dan mampu menekan angka kemiskinan.
Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa Qatar sebagai penghasil minyak bumi terbesar. Bahkan dalam sejarah, Qatar mampu bangkit dari kemiskinan berkat minyak bumi tersebut.
Minyak bumi dan gas alam di Qatar memang menjadi salah satu kuncian perekonomian. Tercatat, cadangan minyak mencapai 15 miliar barel dan gas alam lebih dari 7.000 km3 sehingga menjadikan Qatar sebagai pengekspor minyak bumi terbesar di dunia.