“Uji coba ini ditujukan sebagai verifikasi akhir dari spesifikasi teknis keseluruhan sistem senjata hipersonik yang telah dikembangkan,” demikian laporan KCNA.
Setelah dilepaskan dari roket pendorong, rudal melakukan lompat layang sejauh 600 km kemudian melakukan manuver sejauh 240 km sebelum mencapai sasaran di laut yang jaraknya 1.000 km dari lokasi peluncuran.
Para analis menegaskan fitur utama dari rudal hipersonik bukan sekadar kecepatan, melainkan kemampuan dalam manuver. Ini menyebabkan rudal hipersonik lebih membahayakan karena sulit dicegat oleh sistem pertahanan.
Menurut para ahli, berdasarkan foto yang dirilis KCNA menunjukkan, rudal hipersonik yang ditembakkan pada Selasa memiliki kemiripan dengan uji coba sebelumnya.