KIEV, iNews.id – Sepanjang 2023, lebih dari 60 persen infrastruktur energi di ibu kota Ukraina, Kiev, rusak atau hancur akibat konflik negara itu dengan Rusia. Kondisi tersebut diungkapkan oleh Kepala Administrasi Militer Kota Kiev, Serhiy Popko, akhir pekan kemarin.
“(Sebanyak) 63 persen fasilitas energi kota rusak. Sepanjang periode hangat tahun ini, ribuan spesialis bekerja 24 jam setiap hari untuk mempersiapkan sistem tenaga listrik yang hancur untuk menghadapi musim panas saat ini,” ungkap Popko seperti yang dikutip oleh rilis pemerintah kota setempat, Minggu (31/12/2023).
Pada Jumat (29/12/2023), Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenko menandatangani perjanjian jaminan dengan bank Jerman, KfW, untuk pinjaman sebesar 24 juta euro (Rp407,7 miliar). Menurut rencana, dana tersebut bakal digunakan untuk membangun kembali sektor energi Ukraina yang rusak akibat perang dengan Rusia.
Serangan terhadap infrastruktur penting Ukraina telah dilakukan Rusia sejak 10 Oktober 2022, atau dua hari setelah serangan pertama di Jembatan Krimea—yang menurut Moskow dilakukan oleh militer Kiev.
Rusia sendiri mulai melancarkan operasi militernya di Ukraina pada 24 Februari 2022. Negara-negara Barat lantas merespons agresi militer itu dengan menjatuhkan sanksi komprehensif terhadap Moskow, sembari meningkatkan dukungan militer mereka terhadap Kiev.
Rusia dan Ukraina sempat mengadakan beberapa putaran perundingan pada tahap awal konflik. Akan tetapi, negosiasi akhirnya terhenti.